Langsung ke konten utama

ORGANISASI SEBELUM INDONESIA MERDEKA



Sumber pertama: Buku sejarah untuk SLTP kelas 2 ( Penerbit CV Regina)
 1.Masa Awal Pergerakan Nasional

a. Boedie Oetomo

Boedi oetomo merupakan organisasi pergerakan nasional pertama kali yang didirikan atas dasar tuntutan untuk memajukan rakyat pribumi khususnya di Jawa dalam bidang pendidikan dan kebudayaan.
Pada tahun 1906 dan tahun 1907 Wahidin Sudirohusodo mengadakan suatu perjalanan keliling ke seluruh Jawa dalam rangka menganjurkan perlunya perluasan pengajaran sebagai salah satu langkah untuk memajukan kehidupan rakyat. Akhir tahun 1907, dia sampai di  Jakarta dan bertemu deangan para pelajar STOVIA( School Tot Opleiding Voor Indische Artsen = Sekolah Dokter Pribumi). Disitu Wahidin bertemu dengan Soetomo dan membicarakan nasib rakyat yang masih kurang mendapat perhatian di bidang pendidikan.
Dari pembicaraan kedua tokoh tersebut lahir gagasan untuk membentuk organisasi Boedi Oetomo. Oleh karena itu, pada tanggal 20 Mei 1908, dibentuklah organisasi Boedi Oetomo. Sebagai ketuanya terpilih Soetomo. Selain Soetomo, tokoh pendiri Boedi Oetomo lainnya adalah Gunawan, Cipto Mangunkusumo, dan R.T.A Tirtokusumo. Tujuan didirikannya Boedi Oetomo semula untuk mencapai kemakmuran yang harmonis bagi nusa dan bangsa. Akan tetapi, azas perjuangannya hanya terbatas hany untuk memajukan pendidikan dan kebudayaan Jawa.
Sampi tahun 1915, Boedi Oetomo dapat dipandang sebagai organisasi pergerakan social budaya. Namun, dalam prakteknya keadaan telah membawa organisasi ini melakukan tindakan politik. Boedi Oetomo mulai terjun dalam bidang politik dan resmi menjadi bagian dari organisasi politik PPPKI ( Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia) pada tahun 1920. Pada tahun 1935 Boedi Oetomo bersama organisasi PBI ( Persatuan Bangsa Indonesia) bergabung kedalam Parindra ( Partai Indonesia Raya).    
                                 
b. Sarekat Islam

Organisasi Sarekat Dagang Islam didirikan pada tahun 1911 oleh H. Samanhudi di Solo. Tujuan dari Sarekat Dagang Islam adalah membela kepentingan para pedagang Indonesia khususnya pedagang Islam dari ancaman para pedagang Cina.
Pada tahun 1911, Sarekat Dagang Islam berubah menjadi Sarekat Islam. Tokoh-tokoh Sarekat Islam antara lain H. Agus Salim, Abdul Moeis, Suryopranoto, dan H.O.S Tjokroaminoto. Pemimpin Sarekat Islam yang terkemuka, yaitu H.R. Tjokroaminoto dalam pidatonya pada tanggal 26 Juni 1913, menegaskan bahwa Sarekat Islam tidak bersifat politik. Tujuan utama Sarekat Islam adalah menghidupkan jiwa dagang bangsa Indonesia dan memperkuat ekonominya agar dapat menghadapi persaingn dagang dengan bangsa asing.

1) Periode 1911-1916
         Periode pertama dari Sarekat Islam ditandai oleh perhatianterhadap masalah organisasi, termasuk diantaranya usaha mencari pimpinan, penyusunan anggaran dasar, dan hubungan antara organisasi pusat dengan organisasi daerah.

2)  Periode 1916-1921
       Pada periode ini sarekat islam mempunyai program kerja yang terbagi atas 8 bagian, yaitu bidang politik, pendidikan, agama, keadilan, agrarian, industri, keuangan, dan koperasi. Perpecahan di dalam tubuh organisasi SI mencapai puncaknya dengan pecahnya Sarekat Islam  menjadi dua, yaitu Sarekat Islam Putih dan Sarekat Islam Merah (Komunis) akibat dimasuki unsur komunis.
3)  Periode 1921-1921
Dalam tubuh Sarekat Islam terjadi beberapa perubahan, antara lain sebagai berikut:
*    Perubahan dalam “ keterangan asas “.
*    Perubahan dalam struktur.
*    Pergantian pemimpin Sarekat Islam.
*    Perubahan sikap Sarekat Islam terhadap pemerintah colonial Belanda.
4)  Periode 1927-1942
Dalam periode ini ada perubahan nama dari Sarekat Islam menjadi Partai Sarekat Islam. Pada kongresnya tahun 1927, Partai Sarekat Islam menegaskan tujuannya, yaitu mencapai kemerdekaan nasional atas dasar Agama Islam.
Pada tahun 1929, terjadi perubahan nama dari Partai Sarekat Islam menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII).
Selanjutnya, perpecahan terjadi pula didalam tubuh PSII karena adanya pertentangan antara 2 aliran, yaitu aliran Tjokroaminoto-salim dengan Sukiman-Suryopranoto.

c. Indische Partij

Bersamaan dengan munculnya Sarekat Islam, pada bulan Desember 1912 dibentuklah organisasi yang dinamakan Indische      Partij. Organisasi ini mempunyai cita cita untuk mempersatukan semua golongan masyarakat Indonesia, yaitu golongan asli Indonesia (Pribumi), golongan Cina, golongan Indo-Arab, dan sebagainya.
Pencetus gagasan ini adalah seorang Indo-Belanda yang merasa dirinya orang Indonesia sejati, yaitu E.F.E. Dowes Dekker yang kemudian dikenal dengan nama Danudirdja Setyabudi. Ia bertemu dengan dr. Tjipto Mangunkusumo, Suwardi Suryaningrat (yang kemudian terkenal dengan Ki Hadjar Dewantara),dan Abdul Muis.
Indinsche Partij merupakan organisasi yang benar-benar bercorak politik dan berprogram nasionalisme dalam pengertian modern.Pada tahun 1913, pemerintah Belanda merencanakan akan merayakan 100 tahun pembebasan Belanda dari penguasa Perancis. Mendengar berita itu, di Bandung dibentuklah Komite Bumi Putra yang menerbitkan tulisan Suwardi Suryaningrat dengan judul Als ik eens Nederlander was ( Andaikata aku seorang Belanda). Dengan tajam Suwardi menyindir ketumpulan perasaan Belanda.
Tulisan ini cukup menghebohkan masyarakat, sehingga akhirnya ketiga tokoh komite itu, yang juga merupakan tokoh Indische Partij, yaitu Douwes Dekker, dr. Tjipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat dijatuhi hukuman buangan. Semenjak itu, maka organisasi IP menjadi mundur.


2. Masa Radikal

a.           Perhimpunan Indonesia

Pelopor dari gerakan ini adalah para mahasiswa Indonesia di negri Belanda yang tergabung dalam Perhimpunan Indonesia. Perhimpunan Indonesia awalnya bernama Indische Vereeniging ( Perhimpunan Indonesia). Perhimpunan Indonesia berdiri pada tahun 1908 setelah berdirinya organisasi Boedi Oetomo. Awalnya Indische Vereeniging hanya merupakan perkumpulan yang bersifat sosio-budaya dan kelompok keakraban karena semua orang Indonesia di Belanda merasa senasib dan sepenanggungan di perantauan.
Para pemimpin PI terdiri atas para tokoh yang radikal. Mereka itu, adalah Iwa Kusumasumantri, R.M. Sartono, Moh. Hatta, R. Sastromuljono, dan G. Mangunkusumo. Perhimpunan Indonesia diarahkan untuk mencapai tiga tujuan.
*                Menyadarkan para mahasiswa agar semakin merasakan                                                                                                                         sebagai orang Indonesia dan bersatu untuk merdeka.
*                Perhimpunan Indonesia harus menghapuskan gambaran Indonesia yang diciptakan oleh pemerintah Belanda.
*                Harus mengembangkan suatu idiologi yang kuat dan bebas dari pembatasan Islam dan Komunisme.

Sejak tahun 1923, PI mempelopori perjuangan kemerdekaan untuk seluruh rakyat Indonesia agar bersatu padu dan kompak serta bekerja sama dengan negri jajahan di Asia dan Afrika yang mempunyai cita-cita sama dengan Indonesia.

b.   Partai Komunis Indonesia (PKI)

Sekelompok kecil kaum Marxis Belanda yan tinggal di Indonesia mendirikan ISDV (Indische Social Demokratiche Vereniging ). Dari pihak Belanda, pendiri organisasi ini adalah Sneevliet, Bransteder, dan Dekker, sedangkan dari pihak Indonesia yang terkenal adalh Semaun. ISDV berusaha mencari kontak dengan Indische Partij dan Sarekat Islam untuk mendekati rakyat, tetapi tidak berhasil. Pilihannya jatuh pada Sarekat Islam yang mempunyai massa besar dan bersedia menerima pikiran-pikiran yang radikal.
Radikalisme kaum komunis mengakibatkan pemerintah mengusir orang-orang Belanda pendiri ISDV dari Indonesia. Pada bulan Mei 1920, organisasi itu diganti namanya menjadi Perserikatan Komunis Hindia. Pada tahun 1924, Perserikatan Komunis Hindia diubah lagi menjadi Partai Komunis Indonesia Pada tahun 1920, Partai Komunis Indonesia bergabung dengan Comintern (Comunist International ) yang merupakan Forum dan pusat eksekutif bagi pratai-partai komunis seluruh dunia.
Mulai tahun 1924, PKI menyebarkan pengaruhnya ke pedesaan Jawa dank e luar Jawa. Dorongan anarkis lebih kuat mengarah pada penggulingan kekuasaan pemerintahan Belanda.
Pemerintah kolonial Belanda akhirnya melakukan penindasan besar-besaran terhadap tokoh, anggota, dan simpatisan PKI. Selanjutnya, agar tidak terjadi pemberontakan serupa, pemerintah menindak tegas pelaku politik dan kegiatannya sehingga tidak mungkin ada ada pemimpin komunis yang dapat menyebarkan ideologinya secara terang-terangan.
Pemimpin PKI di luar Indonesia mendirikan Partai Republik Indonesia (PARI). Semaun, Darsono, dan Alimin meneruskan propagandanya untuk mendukung aksi revolusioner komunis di Indonesia.

c.   Partai Nasional Indonesia (PNI)

Lahirnya PNI pada tahun 1927, hakikatnya diilhami oleh Perhimpunan Indonesia. Tujuan PNI adalah untuk mencapai Indonesia merdeka dan asas perjuangannya adalah berdiri di atas kaki sendiri, non kooperatif, serta Marhaenisme.Sebaliknya, pemerintah colonial Belanda menjadi sangat khawatir terhadap bahaya yang mungkin muncul dari organisasi PNI. Pada tahun 1930, berkembang desas-desus yang berkembang dalam masyarakat bahwa PNI akan mengadakan pemberontakan. Hal ini dijadikan alasan oleh pemerintah kolonial Belanda untuk melakukan penggeledahan dan penangkapan  terhadap para aktifis PNI.
Pada kongres kedua di Jakarta, diambil keputusan untuk membubarka Partai Nasional Indonesia pada tanggal 25 April 1931. Mereka yang mendukung pembubaran itu kemudian mendirikan partai baru dengan nama Partai Indonesia (Partindo) di bawah pimpinan Mr. Sartono, sementara itu yang tidak setuju dengan pembubaran PNI mendirikan partai baru lain dengan nama Pendidikan Nasional Indonesia dibawah pimpinan Moh.Hatta dan Sutan Syahrir.
Pada bulan Desember 1931, Ir. Soekarno dikeluarkan dari penjara berkat pemberian grasi, sehingga hukumannya berkurang 3 tahun. Melihat dua PNI yang berbeda sekembalinya dari penjara, soekarno memilih Partindo.

3. Masa Moderat

a. Perhimpunan Bangsa Indonesia
      
Kelanjutan Indonesische Studie Club di Surabaya adalah Perhimpunan Bangsa Indonesia (PBI). PBI didirikan pada awal tahun 1931 dan diketuai Dr. Soetomo. Tujuan PBI adalah mencapai kedaulatan bangsa dan tanah air yang sempurna. Untuk itu, perlu dikembangkan lapangan kerja, kerajinan, pergerakan koperasi, pengajaran dan pendidikan, kebudayaan, kesehatan jasmani dan rohani, serta ilmu pengetahuan. Pada tahun 1935, PBI berfusi dengan Boedi Oetomo, dan bergabung ke dalam organisasi Partai Indonesia Raya (Parindra).

b. Partai Indonesia Raya (Parindra)

Tokoh Parindra yang banyak memperjuangkan nasib rakyat melalui Volksraad adalah M.H. Thamrin. Parindra didirikan pada tanggal 25 Desember1935 I bawah pimpinan Dr. Soetomo. Parindra merupakan fusi antara Boedi Oetomo., Persatuan Bangsa Indonesia, Partai Selebes, Serikat Sumatra, dan Tirtayasa. Azas Parindra adalah berdasrkan nasionalisme Indonesia Raya dan bertujuan mencapai Indonesia mulia dan sempurna , berhaluan koprasi tapi bercorak oportunis . Parindra berhasil membentuk organisasi buruh tani , Bank Nasional Indonesia ( Surabaya ) , dan Organisasi Pemuda Surya Wirawan . Pada pertengahan bulan November 1949 , Parindra dihidupkan kembali berdasarkan patriotisme , kerakyatan , dan keadilan social .

c . Gabungan Politik Indonesia  ( GAPI )

M . H . Thamrin , Amir Syarifudin dan Abi Kusno Cokrosuyoso mendirikan GAPI ( Gabungan Politik Indonesia ) pada tanggal 21 mei 1939 di Jakarta . Organisasi ini adalah gabungan dari Parindra , Gerindo , Persatuan Minahasa , Partai Islam Indonesia , Partai Katolik Indonesia , Pasundan dan PSII . Hal ini menunjukkan adanya dorongan dari dalam yang ingin membentuk wadah bersama guna memobilisasikan kekuatan massa , sedangkan dorongan dari luar berupa ancaman perang yang segera timbul karena Jepang sudah bergerak ke selatan .
Pada tanggal 24 Desember 1939 , GAPI mengadakan Konggres Rakyat Indonesia(KRI) yang menghasilkan beberapa keputusan, antara lain penetapan bendera merah putih sebagai bendera Indonesia dan bahasa Indonesia sebagai bahasa kebangsaan.

d.   Jong Java

Pada tanggal 7 maret 1915, golongan muda sepakat untuk mendirikan satu organisasi pemuda yang berfungsi sebagai tempat latihan bagi calon pemimpin bangsa atas dasar kecintaan pada tanah airnya. Organisasi tersebut diberi nama Trikoro darmo yang berarti tiga tujuan mulia. Ketua Trikoro Darmo adalah Satiman Wiryosanjoyo dan Soenardi yang kemudian dikenal sebagai Mr. Wongsonegoro. Anggota pengurus lainnya, diantaranya adalah Muslich, Musodo, dan Abdul Rahman.
Pada tanggal 12 Juni 1918, Trikoro darmo mengadakan kongres di Solo yang menghasilkan dua keputsan penting, yaitu tentang ruang lingkup keanggotaan, nama organisasi, serta mengenai kepengurusan. Nama organisasi Trikoro Darmo diganti dengan Jong Java dan tujuan organisasi ini diubah menjadi hasrat membangun Persatuan Jawa Raya. 

e.   Jong Sumaterane Bond

Berdirinya Jong Java di Jakarta telah memberikan inspirasi kepada para pemuda sumatera yang sedang belajar di Jakarta untuk mendirikan organisasi serupa, yaitu suatu organisasi yang berbasis etnis atau batas territorial kepulauan. Organisasi yang mereka bentuk diberi nama Jong Sumaterane Bond (Ikatan Pemuda Sumatera). Organisasi ini didirikan pada tanggal 9 Desember 1917 oleh sekitar 150 orang pemuda sumatera  yang sedang belajar di Jakarta.

f.   Jong Islamiten Bond

Selain organisasi yang mendasarkan diri pada ikatan kedaerahan, pada abad ke-20 di Hindia Belanda muncul organisasi pemuda yang bernafaskan keagamaan, yaitu Jong Islamiten Bond. Tujuan organisasi ini adalah mempererat persatuan di kalangan pemuda muslimin. Keanggotaannya terbuka bagi para pemuda islam yang berumur antara 14-30 tahun Ketuanya adalah Raden Sam.







Sumber kedua: Buku Khazanah Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SLTP kelas 2                (Penerbit Tiga Serangkai)

1.      Organisasi yang Bersifat Keagamaan

a.                           Muhammadiyah

Organisasi Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H bertepatan dengan tanggal 18 November 1912. Pendirinya adalah Kiai Haji Ahmad Dahlan. Organisasi iniberasaskan agama Islam dan merupakan organisasi dakwah bukan organisasi politik. Muhammadiyah banyak bergerak di bidang sosial dan keagamaan.
Tujuan didirikannya Muhammadiyah adalah untuk memurnikan pelaksanaan  agama Islam berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis.
Selain itu, Muhammadiyah juga meningkatkan martabat manusia agar mampu bersaing dengan orang-orang Belanda. Program dan usaha nyata dari Muhammadiyah, misalnya membangun tempat ibadah, rumah sakit, panti asuhan, dan sekolah.

b. Al-Irsyad

Organisasi Al-irsyad didirikan oleh orang-orang keturunan Arab di Indonesia. Organisasi ini didirikan pada tahun1914.Tokohnya, antara lain Ahmad Suarti. Al-Irsyad banyakmenekanka gerakan dalam bidang pendidikan. Cita-cita gerakan organisasi adalah menciptakan persamaan antarumat manusia.



c. Perkempalan Politik Katolik Jawa   

Umat Kristen pada tanggal 22 Februari 1922 mendirikan   Perkempalan (Perkumpulan) Politik Katolik Jawa. Tujuan organisasi ini berusaha ikut memajukan rakyat Indonesia.
Tahun 1929, orang-orang Kristen Protestanmengikuti jejak umat Katolik dengan mendirikan organisasi Perserikatan Kaum Kristen. Organisasi ini berkeyakinan bahwa Indonesia juga akan merdeka secara berangsur-angsur. Dasar organisasi adalah agama Kristen Protestan. Salah satu pemimpinnya yang terkenal adalah R.M. Noto Sutarsa.    

d. Ahmadiyah

Organisasi Ahmadiyah di Indonesia, didirikan oleh Mirza Wali Ahmad Beid pada tahun 1929. Gerakan dan program Ahmadiyah di Indonesia lebih menekankan kepada bidang agama dan pendidikan.

e. Nahdatul Ulama (NU)

Organisasi Islam yang terkenal selain Muhammadiyah adalah Nahdatul Ulama (NU). Organisasi NU ini didirikan pada tanggal 31 Januari 1926 di Surabaya. Beberapa tokoh pendiri NU, antara lain K.H. Hasyim Asy’ari, K.H. Abdul Wahab Hasbullah, dan K.H. Wahid Hasyim. NU lebih merupakan organisasi social keagamaan.
Asas dan tujuan NU adalah sebagai berikut:
a)    Menegakkan syariat Islam dan menganut haluan Ahlulsunah Wal jama’ah.
b)   Melaksanakan berlakunya hokum Islam di dalam masyarakat.

Di Indonesia, NU merupakan organisasi massa Islam terbesar. Pada tahun 1937 NU pernah bergabung dalam MIAI       ( Majelis Islam A’la Indonesia).

f. Majelis Islam A’la Indonesia

Pada tahun 1937 di Surabaya dibentuklah organisasi Islam yang disebut Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI). MIAI ini merupakan federasi (gabungan) organisasi-organisasi Islam yang ada di Indonesia waktu itu. Beberapa organisasi Islam yang tergabung dalam MIAI, antara lain Muhammadiyah, NU, PSII, dan Al-Irsyad.
MIAI adalah organisasi yang bersifat social keagaman. Organisasi ini bertujuan Memecahkan berbagai persoalan keagamaan dan masalah-masalah social yang dihadapi oleh umat islam. Namun, MIAI dikenal sebagai organisasi yang anti terhadap budaya belanda (Anti Barat) karena tidak sesuai dengan Islam.
   
b. Organisasi yang Bersifat Etnik Kedaerahan

a.   Organisasi Rukun Minahasa

Pada tahun 1912, di Semarang berdiri organisasi Rukun Minahasa yang anggotanya adalah orang-orang Minahasa. Organisasi ini dipimpin oleh J.H. Pangemanan. Selain itu, ada juga organisasi Persatuan di bawah pimpinan Dr. Tumbelaka.

b.   Organisasi Orang-orang Pasundan

Tahun 1914 berdiri organisasi orang-orang Pasundan, yaitu Perkumpulan Pasundan di Jakarta. Pemimpinnya, antara lain R. Kosasih Suryakusumah dan R. Otto Iskandardinata. Tujuan Perkumpulan Pasundan, yaitu mempertinggi kecerdasan, menegakkan kesopanan, dan memperluas tenaga kerja.

c.   Organisasi Kaum Betawi

  Orang orang Betawi pun mendirikan organisasi di Jakarta, yaitu organisasi Kaum Betawi. Pemimpinnya adalah M. Husni Thamrin. Tujuannya memajukan pendidikan, pengajaran, dan Perdagangan. Husni Thamrin kemudian menjadi anggota Dewan Rakyat dan Ketua Fraksi Nasional.



d.   Perserikan Madura dan Sarekat Madura

 Di Surabaya, pada tahun 1920 berdiri Perserikatan Madura dan Sarekat Madura pada tahun 1925. Akan tetapi, kedua organisasi ini tidak banyak mendapatkan pengikaut. Keduanya kemudian bergabung dengan kelompok studi Surabaya.

e.   Sarekat Sumatera

Di Sumatera berdiri Sarekat Sumatera. Organisasi ini dipimpin oleh Sultan Mohammad Zain. Organisasi ini menolak komunisme dan menentang kolonialisme. Tujuan organisasi ini adalah memikirkan perwakilan rakyat yang demokratis dan berusaha meningkatkan kesejahteraan rakyat Sumatera.




c.       Organisasi Pergerakan Wanita

Organisasi Putri Merdika

Sebagai wujud cita-cita Kartini, para wanita di berbagai daerah mendirikan organisasi. Pada tahun 1912, atas usaha Budi Utomo berdirilah organisasi Putri Merdika di Jakarta. Tujuan organisasi ini Memajukan pengajaran anak-anak perempuan. Setelah itu berdiri organisasi Keutamaan Isteri.

d.      Organisasi Pergerakan yang Bersifat kebangsaan

a.   Taman Siswa

Taman Siswa adalah organisasi sosial yang menekankan gerakannya pada bidang pendidikan. Taman Siswa bersifat kebangsaan dan nonkooperasi.
Taman Siswa didirikan oleh R. Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara ) pada tanggal 3 Juli 1922 di Yogyakrta.
Prinsip pendidikan dan sekaligus sebagai semboyan yang dikembangkan oleh Taman Siswa adalah:
(1)         ing ngarso sung tulada
(2)        ing madya mangun karsa
(3)        tut wuri handayani

Tanggal 2 Mei 1889 adalah hari lahir Ki Hajar Dewantara. Perguruan Taman Siswa yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara itu ternyata memiliki andil yang besar bagi perjuangan bangsa Indonesia.
Pendidikan Taman Siswa telah dapat menggelorakan semangat kebangsaan. Pendidikan Taman Siswa juga berhasil menyaingi dan menurunkan pamor pendidikan kolonial. Oleh karena itu, Belanda pada tahun 1932 mengeluarkan Undang-Undang Sekolah Liar.Taman Siswa kemudian menuntut supaya undang-undang tersebut dihapuskan. Ternyata tuntutan Taman Siswa ini berhasil maka tahun 1933 Undang-Undang Sekolah Liar dicabut.





b.           Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo)

Gerindo didirikan pda tanggal 24 Mei 1937 oleh bekas tokoh-tokoh Partindo ( Partai Indonesia ). Mereka, antara lain Sartono, A.K. Gani, Sanusi Pane, Moh. Yamin, dan Amir Syarifuddin. Siasat perjuangannya lebih bersifat kooperasi sesuai dengan situasi saat itu. Tujuannya hampir sama dengan Partindo, yaitu mengusahakan Indonesia bebas dan merdekanamun dengan cara yang lebih halus.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

CONTOH NASKAH DRAMA SEDERHANA

Raiva , indra , dan levi sedang ngobrol … mereka membicarakan tentang ujian akhir yang sudah mulai dekat .. tiba- tiba shavina dating … Shavina                 à haiii teman – teman … sedang ngobrol apaan sich kok kayaknya serius banget ? Indra                    à eh.. kamu vin , inini lagi ngomongin   tentang ujian akhir kita … kan uda dekat … Raiva                     à iyaa vin … truzz   sekalian membicarakan tentang persahabatan kita … Shavina                 à persahabatan kita ..? emang persahabatan kita napa …? Levi                  ...

GONDANG

A. Pengertian Gondang Pada tradisi musik Toba, kata gondang (Secara harfiah) memiliki banyak pengertian. Antara lain mengandung arti sebagai : (1) seperangkat alat musik, (2) ensambel musik, (3) komposisi lagu (kumpulan dari beberapa lagu), (pasaribu 1987). Makna lain dari kata ini, berarti juga sebagai (1) menunjukkan satu bagian dari kelompok kekerabatan, tingkat usia; atau orang-orang dalam tingkatan status sosial tertentu yang sedang menari (manortor) pada saat upacara berlangsung (Irwansyah,1990). Pengertian gondang sebagai perangkat alat musik, yakni gondang Batak. Gondang Batak sering diidentikkan dengan gondang sabangunan atau ogling sabangunan dan kadang-kadang juga diidentikkan dengan taganing (salah satu alat musik yang terdapat di dalam gondang sabangunan). Hal ini berarti memberi kesan kepada kita seolah-olah yang termasuk ke dalam Gondang Batak itu hanyalah gondang sabangunan, sedangkan perangkat alat musik Batak yang lain, yaitu : gondang hasapi tidak termasuk g...