Sumber pertama: Buku sejarah untuk SLTP kelas 2 ( Penerbit
CV Regina)
a. Boedie Oetomo
Boedi oetomo merupakan organisasi
pergerakan nasional pertama kali yang didirikan atas dasar tuntutan untuk
memajukan rakyat pribumi khususnya di Jawa dalam bidang pendidikan dan
kebudayaan.
Pada tahun 1906 dan tahun 1907 Wahidin
Sudirohusodo mengadakan suatu perjalanan keliling ke seluruh Jawa dalam rangka
menganjurkan perlunya perluasan pengajaran sebagai salah satu langkah untuk
memajukan kehidupan rakyat. Akhir tahun 1907, dia sampai di Jakarta
dan bertemu deangan para pelajar STOVIA(
School Tot Opleiding Voor Indische Artsen = Sekolah Dokter Pribumi). Disitu
Wahidin bertemu dengan Soetomo dan membicarakan nasib rakyat yang masih kurang
mendapat perhatian di bidang pendidikan.
Dari pembicaraan kedua tokoh tersebut
lahir gagasan untuk membentuk organisasi Boedi Oetomo. Oleh karena itu, pada
tanggal 20 Mei 1908, dibentuklah organisasi Boedi Oetomo. Sebagai ketuanya
terpilih Soetomo. Selain Soetomo, tokoh pendiri Boedi Oetomo lainnya adalah Gunawan,
Cipto Mangunkusumo, dan R.T.A Tirtokusumo. Tujuan didirikannya Boedi Oetomo
semula untuk mencapai kemakmuran yang harmonis bagi nusa dan bangsa. Akan
tetapi, azas perjuangannya hanya terbatas hany untuk memajukan pendidikan dan
kebudayaan Jawa.
Sampi tahun 1915, Boedi Oetomo dapat
dipandang sebagai organisasi pergerakan social budaya. Namun, dalam prakteknya
keadaan telah membawa organisasi ini melakukan tindakan politik. Boedi Oetomo
mulai terjun dalam bidang politik dan resmi menjadi bagian dari organisasi
politik PPPKI ( Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia) pada tahun 1920. Pada
tahun 1935 Boedi Oetomo bersama organisasi PBI ( Persatuan Bangsa Indonesia)
bergabung kedalam Parindra ( Partai Indonesia Raya).
b. Sarekat Islam
Organisasi Sarekat Dagang Islam
didirikan pada tahun 1911 oleh H. Samanhudi di Solo. Tujuan dari Sarekat Dagang
Islam adalah membela kepentingan para pedagang Indonesia khususnya pedagang Islam
dari ancaman para pedagang Cina.
Pada tahun 1911, Sarekat Dagang Islam
berubah menjadi Sarekat Islam. Tokoh-tokoh Sarekat Islam antara lain H. Agus
Salim, Abdul Moeis, Suryopranoto, dan H.O.S Tjokroaminoto. Pemimpin Sarekat
Islam yang terkemuka, yaitu H.R. Tjokroaminoto dalam pidatonya pada tanggal 26
Juni 1913, menegaskan bahwa Sarekat Islam tidak bersifat politik. Tujuan utama
Sarekat Islam adalah menghidupkan jiwa dagang bangsa Indonesia dan memperkuat ekonominya
agar dapat menghadapi persaingn dagang dengan bangsa asing.
1)
Periode
1911-1916
Periode pertama dari Sarekat Islam ditandai oleh perhatianterhadap
masalah organisasi, termasuk diantaranya usaha mencari pimpinan, penyusunan
anggaran dasar, dan hubungan antara organisasi pusat dengan organisasi daerah.
2)
Periode
1916-1921
Pada periode ini sarekat islam mempunyai program kerja yang terbagi atas
8 bagian, yaitu bidang politik, pendidikan, agama, keadilan, agrarian,
industri, keuangan, dan koperasi. Perpecahan di dalam tubuh organisasi SI
mencapai puncaknya dengan pecahnya Sarekat Islam menjadi dua, yaitu Sarekat Islam Putih dan
Sarekat Islam Merah (Komunis) akibat dimasuki unsur komunis.
3)
Periode
1921-1921
Dalam tubuh Sarekat Islam terjadi
beberapa perubahan, antara lain sebagai berikut:
Perubahan dalam “ keterangan asas “.
Perubahan dalam struktur.
Pergantian pemimpin Sarekat Islam.
Perubahan sikap Sarekat Islam terhadap
pemerintah colonial Belanda.
4)
Periode
1927-1942
Dalam periode ini ada perubahan nama
dari Sarekat Islam menjadi Partai Sarekat Islam. Pada kongresnya tahun 1927,
Partai Sarekat Islam menegaskan tujuannya, yaitu mencapai kemerdekaan nasional
atas dasar Agama Islam.
Pada tahun 1929, terjadi perubahan nama
dari Partai Sarekat Islam menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII).
Selanjutnya, perpecahan terjadi pula didalam
tubuh PSII karena adanya pertentangan antara 2 aliran, yaitu aliran
Tjokroaminoto-salim dengan Sukiman-Suryopranoto.
c. Indische Partij
Bersamaan dengan munculnya Sarekat
Islam, pada bulan Desember 1912 dibentuklah organisasi yang dinamakan Indische
Partij. Organisasi ini mempunyai cita cita untuk mempersatukan semua
golongan masyarakat Indonesia, yaitu golongan asli Indonesia (Pribumi),
golongan Cina, golongan Indo-Arab, dan sebagainya.
Pencetus gagasan ini adalah seorang
Indo-Belanda yang merasa dirinya orang Indonesia sejati, yaitu E.F.E. Dowes Dekker yang kemudian
dikenal dengan nama Danudirdja
Setyabudi. Ia bertemu dengan dr.
Tjipto Mangunkusumo, Suwardi Suryaningrat (yang kemudian terkenal dengan Ki Hadjar Dewantara),dan Abdul Muis.
Indinsche Partij merupakan organisasi yang benar-benar bercorak politik dan berprogram
nasionalisme dalam pengertian modern.Pada tahun 1913, pemerintah Belanda
merencanakan akan merayakan 100 tahun pembebasan Belanda dari penguasa
Perancis. Mendengar berita itu, di Bandung dibentuklah Komite Bumi Putra yang menerbitkan tulisan Suwardi Suryaningrat dengan judul Als ik eens Nederlander was ( Andaikata aku seorang Belanda).
Dengan tajam Suwardi menyindir ketumpulan perasaan Belanda.
Tulisan ini cukup menghebohkan
masyarakat, sehingga akhirnya ketiga tokoh komite itu, yang juga merupakan
tokoh Indische Partij, yaitu Douwes Dekker, dr. Tjipto Mangunkusumo, dan Suwardi
Suryaningrat dijatuhi hukuman buangan. Semenjak itu, maka organisasi IP
menjadi mundur.
2. Masa Radikal
a.
Perhimpunan Indonesia
Pelopor dari gerakan ini adalah para
mahasiswa Indonesia di negri
Belanda yang tergabung dalam Perhimpunan Indonesia. Perhimpunan Indonesia awalnya bernama Indische Vereeniging ( Perhimpunan Indonesia). Perhimpunan Indonesia
berdiri pada tahun 1908 setelah berdirinya organisasi Boedi Oetomo. Awalnya Indische Vereeniging hanya merupakan
perkumpulan yang bersifat sosio-budaya dan kelompok keakraban karena semua
orang Indonesia di Belanda merasa senasib dan sepenanggungan di perantauan.
Para pemimpin PI terdiri atas para tokoh
yang radikal. Mereka itu, adalah Iwa Kusumasumantri, R.M. Sartono, Moh. Hatta,
R. Sastromuljono, dan G. Mangunkusumo. Perhimpunan Indonesia diarahkan untuk mencapai
tiga tujuan.
Menyadarkan
para mahasiswa agar semakin merasakan sebagai
orang Indonesia
dan bersatu untuk merdeka.
Perhimpunan Indonesia harus menghapuskan gambaran Indonesia yang
diciptakan oleh pemerintah Belanda.
Harus
mengembangkan suatu idiologi yang kuat dan bebas dari pembatasan Islam dan
Komunisme.
Sejak tahun 1923, PI mempelopori
perjuangan kemerdekaan untuk seluruh rakyat Indonesia
agar bersatu padu dan kompak serta bekerja sama dengan negri jajahan di Asia
dan Afrika yang mempunyai cita-cita sama dengan Indonesia.
b.
Partai Komunis Indonesia (PKI)
Sekelompok kecil kaum Marxis Belanda yan
tinggal di Indonesia
mendirikan ISDV (Indische Social
Demokratiche Vereniging ). Dari pihak Belanda, pendiri organisasi ini
adalah Sneevliet, Bransteder, dan Dekker, sedangkan dari pihak Indonesia yang terkenal adalh Semaun. ISDV berusaha mencari kontak
dengan Indische Partij dan Sarekat Islam untuk mendekati rakyat, tetapi tidak
berhasil. Pilihannya jatuh pada Sarekat Islam yang mempunyai massa besar dan bersedia menerima
pikiran-pikiran yang radikal.
Radikalisme kaum komunis mengakibatkan
pemerintah mengusir orang-orang Belanda pendiri ISDV dari Indonesia. Pada bulan Mei 1920,
organisasi itu diganti namanya menjadi Perserikatan Komunis Hindia. Pada tahun
1924, Perserikatan Komunis Hindia diubah lagi menjadi Partai Komunis Indonesia
Pada tahun 1920, Partai Komunis Indonesia bergabung dengan Comintern (Comunist
International ) yang merupakan Forum dan pusat eksekutif bagi pratai-partai komunis
seluruh dunia.
Mulai tahun 1924, PKI menyebarkan
pengaruhnya ke pedesaan Jawa dank e luar Jawa. Dorongan anarkis lebih kuat
mengarah pada penggulingan kekuasaan pemerintahan Belanda.
Pemerintah kolonial Belanda akhirnya
melakukan penindasan besar-besaran terhadap tokoh, anggota, dan simpatisan PKI.
Selanjutnya, agar tidak terjadi pemberontakan serupa, pemerintah menindak tegas
pelaku politik dan kegiatannya sehingga tidak mungkin ada ada pemimpin komunis
yang dapat menyebarkan ideologinya secara terang-terangan.
Pemimpin PKI di luar Indonesia mendirikan Partai Republik Indonesia (PARI).
Semaun, Darsono, dan Alimin meneruskan propagandanya untuk mendukung aksi revolusioner
komunis di Indonesia.
c.
Partai Nasional Indonesia (PNI)
Lahirnya PNI pada tahun 1927, hakikatnya
diilhami oleh Perhimpunan Indonesia.
Tujuan PNI adalah untuk mencapai Indonesia merdeka dan asas
perjuangannya adalah berdiri di atas kaki sendiri, non kooperatif, serta
Marhaenisme.Sebaliknya, pemerintah colonial Belanda menjadi sangat khawatir
terhadap bahaya yang mungkin muncul dari organisasi PNI. Pada tahun 1930,
berkembang desas-desus yang berkembang dalam masyarakat bahwa PNI akan
mengadakan pemberontakan. Hal ini dijadikan alasan oleh pemerintah kolonial
Belanda untuk melakukan penggeledahan dan penangkapan terhadap para aktifis PNI.
Pada kongres kedua di Jakarta, diambil keputusan untuk membubarka
Partai Nasional Indonesia pada tanggal 25 April 1931. Mereka yang mendukung pembubaran
itu kemudian mendirikan partai baru dengan nama Partai Indonesia
(Partindo) di bawah pimpinan Mr.
Sartono, sementara itu yang tidak setuju dengan pembubaran PNI mendirikan
partai baru lain dengan nama Pendidikan Nasional Indonesia dibawah pimpinan Moh.Hatta
dan Sutan
Syahrir.
Pada bulan Desember 1931, Ir. Soekarno
dikeluarkan dari penjara berkat pemberian grasi, sehingga hukumannya berkurang
3 tahun. Melihat dua PNI yang berbeda sekembalinya dari penjara, soekarno
memilih Partindo.
3. Masa Moderat
a. Perhimpunan Bangsa Indonesia
Kelanjutan Indonesische Studie Club di Surabaya adalah Perhimpunan Bangsa
Indonesia (PBI). PBI didirikan pada awal tahun 1931 dan diketuai Dr. Soetomo. Tujuan PBI adalah mencapai
kedaulatan bangsa dan tanah air yang sempurna. Untuk itu, perlu dikembangkan
lapangan kerja, kerajinan, pergerakan koperasi, pengajaran dan pendidikan,
kebudayaan, kesehatan jasmani dan rohani, serta ilmu pengetahuan. Pada tahun
1935, PBI berfusi dengan Boedi Oetomo, dan bergabung ke dalam organisasi Partai Indonesia Raya (Parindra).
b. Partai Indonesia
Raya (Parindra)
Tokoh Parindra yang banyak
memperjuangkan nasib rakyat melalui Volksraad adalah M.H. Thamrin. Parindra didirikan pada tanggal 25 Desember1935 I
bawah pimpinan Dr. Soetomo. Parindra merupakan fusi antara Boedi Oetomo., Persatuan
Bangsa Indonesia,
Partai Selebes, Serikat Sumatra, dan Tirtayasa. Azas Parindra adalah berdasrkan
nasionalisme Indonesia Raya dan bertujuan mencapai Indonesia mulia dan sempurna ,
berhaluan koprasi tapi bercorak oportunis . Parindra berhasil membentuk
organisasi buruh tani , Bank Nasional Indonesia ( Surabaya ) , dan Organisasi Pemuda Surya
Wirawan . Pada pertengahan bulan November 1949 , Parindra dihidupkan kembali
berdasarkan patriotisme , kerakyatan , dan keadilan social .
c . Gabungan Politik Indonesia
( GAPI )
M . H . Thamrin , Amir Syarifudin dan Abi Kusno Cokrosuyoso mendirikan GAPI ( Gabungan Politik Indonesia ) pada tanggal 21 mei 1939 di Jakarta . Organisasi ini
adalah gabungan dari Parindra , Gerindo , Persatuan Minahasa , Partai Islam
Indonesia , Partai Katolik Indonesia , Pasundan dan PSII . Hal ini menunjukkan adanya
dorongan dari dalam yang ingin membentuk wadah bersama guna memobilisasikan
kekuatan massa
, sedangkan dorongan dari luar berupa ancaman perang yang segera timbul karena
Jepang sudah bergerak ke selatan .
Pada tanggal 24 Desember 1939 , GAPI
mengadakan Konggres Rakyat Indonesia(KRI)
yang menghasilkan beberapa keputusan, antara lain penetapan bendera merah putih
sebagai bendera Indonesia
dan bahasa Indonesia sebagai bahasa kebangsaan.
d.
Jong Java
Pada tanggal 7 maret 1915, golongan muda
sepakat untuk mendirikan satu organisasi pemuda yang berfungsi sebagai tempat
latihan bagi calon pemimpin bangsa atas dasar kecintaan pada tanah airnya. Organisasi
tersebut diberi nama Trikoro darmo yang berarti tiga tujuan mulia. Ketua Trikoro Darmo
adalah Satiman Wiryosanjoyo dan Soenardi yang kemudian dikenal
sebagai Mr. Wongsonegoro. Anggota pengurus lainnya, diantaranya adalah Muslich,
Musodo, dan Abdul Rahman.
Pada tanggal 12 Juni 1918, Trikoro darmo
mengadakan kongres di Solo yang menghasilkan dua keputsan penting, yaitu
tentang ruang lingkup keanggotaan, nama organisasi, serta mengenai
kepengurusan. Nama organisasi Trikoro Darmo diganti dengan Jong Java dan tujuan
organisasi ini diubah menjadi hasrat membangun Persatuan Jawa Raya.
e.
Jong Sumaterane Bond
Berdirinya Jong Java di Jakarta telah
memberikan inspirasi kepada para pemuda sumatera yang sedang belajar di Jakarta untuk mendirikan organisasi
serupa, yaitu suatu organisasi yang berbasis etnis atau batas territorial
kepulauan. Organisasi yang mereka bentuk diberi nama Jong Sumaterane Bond
(Ikatan Pemuda Sumatera). Organisasi ini didirikan pada tanggal 9 Desember 1917
oleh sekitar 150 orang pemuda sumatera
yang sedang belajar di Jakarta.
f.
Jong Islamiten Bond
Selain organisasi yang mendasarkan diri
pada ikatan kedaerahan, pada abad ke-20 di Hindia Belanda muncul organisasi
pemuda yang bernafaskan keagamaan, yaitu Jong
Islamiten Bond. Tujuan organisasi ini adalah mempererat persatuan di
kalangan pemuda muslimin. Keanggotaannya terbuka bagi para pemuda islam yang
berumur antara 14-30 tahun Ketuanya adalah Raden Sam.
Sumber kedua: Buku Khazanah Ilmu Pengetahuan Sosial
untuk SLTP kelas 2
(Penerbit Tiga Serangkai)
1.
Organisasi yang Bersifat Keagamaan
a.
Muhammadiyah
Organisasi Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H bertepatan
dengan tanggal 18 November 1912. Pendirinya adalah Kiai Haji Ahmad Dahlan.
Organisasi iniberasaskan agama Islam dan merupakan organisasi dakwah bukan
organisasi politik. Muhammadiyah banyak bergerak di bidang sosial dan keagamaan.
Tujuan didirikannya Muhammadiyah adalah
untuk memurnikan pelaksanaan agama Islam
berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis.
Selain itu, Muhammadiyah juga
meningkatkan martabat manusia agar mampu bersaing dengan orang-orang Belanda.
Program dan usaha nyata dari Muhammadiyah, misalnya membangun tempat ibadah,
rumah sakit, panti asuhan, dan sekolah.
b. Al-Irsyad
Organisasi Al-irsyad didirikan oleh
orang-orang keturunan Arab di Indonesia. Organisasi ini didirikan pada
tahun1914.Tokohnya, antara lain Ahmad Suarti. Al-Irsyad banyakmenekanka gerakan
dalam bidang pendidikan. Cita-cita gerakan organisasi adalah menciptakan persamaan
antarumat manusia.
c. Perkempalan Politik Katolik Jawa
Umat Kristen pada tanggal 22
Februari 1922 mendirikan Perkempalan (Perkumpulan) Politik
Katolik Jawa. Tujuan organisasi ini berusaha ikut memajukan rakyat Indonesia.
Tahun 1929, orang-orang Kristen Protestanmengikuti
jejak umat Katolik dengan mendirikan organisasi Perserikatan Kaum Kristen. Organisasi ini berkeyakinan bahwa Indonesia juga
akan merdeka secara berangsur-angsur. Dasar organisasi adalah agama Kristen
Protestan. Salah satu pemimpinnya yang terkenal adalah R.M. Noto Sutarsa.
d. Ahmadiyah
Organisasi Ahmadiyah di Indonesia,
didirikan oleh Mirza Wali Ahmad Beid
pada tahun 1929. Gerakan dan program Ahmadiyah di Indonesia lebih menekankan
kepada bidang agama dan pendidikan.
e. Nahdatul Ulama (NU)
Organisasi Islam yang terkenal selain
Muhammadiyah adalah Nahdatul Ulama
(NU). Organisasi NU ini didirikan pada tanggal 31 Januari 1926 di Surabaya. Beberapa tokoh pendiri
NU, antara lain K.H. Hasyim Asy’ari, K.H. Abdul Wahab Hasbullah, dan K.H. Wahid
Hasyim. NU lebih merupakan organisasi social keagamaan.
Asas dan tujuan NU adalah sebagai
berikut:
a)
Menegakkan
syariat Islam dan menganut haluan Ahlulsunah Wal jama’ah.
b)
Melaksanakan
berlakunya hokum Islam di dalam masyarakat.
Di Indonesia, NU merupakan organisasi massa Islam terbesar.
Pada tahun 1937 NU pernah bergabung dalam MIAI ( Majelis Islam A’la Indonesia).
f. Majelis Islam A’la Indonesia
Pada tahun 1937 di Surabaya dibentuklah organisasi Islam yang
disebut Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI). MIAI ini merupakan federasi
(gabungan) organisasi-organisasi Islam yang ada di Indonesia waktu itu. Beberapa
organisasi Islam yang tergabung dalam MIAI, antara lain Muhammadiyah, NU, PSII,
dan Al-Irsyad.
MIAI adalah organisasi yang bersifat
social keagaman. Organisasi ini bertujuan Memecahkan berbagai persoalan keagamaan
dan masalah-masalah social yang dihadapi oleh umat islam. Namun, MIAI dikenal
sebagai organisasi yang anti terhadap budaya belanda (Anti Barat) karena tidak
sesuai dengan Islam.
b. Organisasi yang Bersifat Etnik Kedaerahan
a.
Organisasi Rukun Minahasa
Pada tahun 1912, di Semarang berdiri
organisasi Rukun Minahasa yang anggotanya adalah orang-orang Minahasa.
Organisasi ini dipimpin oleh J.H. Pangemanan. Selain itu, ada juga organisasi
Persatuan di bawah pimpinan Dr. Tumbelaka.
b.
Organisasi Orang-orang Pasundan
Tahun 1914 berdiri organisasi
orang-orang Pasundan, yaitu Perkumpulan Pasundan di Jakarta. Pemimpinnya,
antara lain R. Kosasih Suryakusumah dan R. Otto Iskandardinata. Tujuan
Perkumpulan Pasundan, yaitu mempertinggi kecerdasan, menegakkan kesopanan, dan
memperluas tenaga kerja.
c.
Organisasi Kaum Betawi
Orang
orang Betawi pun mendirikan organisasi di Jakarta,
yaitu organisasi Kaum Betawi. Pemimpinnya adalah M. Husni Thamrin. Tujuannya
memajukan pendidikan, pengajaran, dan Perdagangan. Husni Thamrin kemudian
menjadi anggota Dewan Rakyat dan Ketua Fraksi Nasional.
d.
Perserikan Madura dan Sarekat Madura
Di Surabaya, pada tahun 1920 berdiri
Perserikatan Madura dan Sarekat Madura pada tahun 1925. Akan tetapi, kedua
organisasi ini tidak banyak mendapatkan pengikaut. Keduanya kemudian bergabung
dengan kelompok studi Surabaya.
e. Sarekat Sumatera
Di Sumatera berdiri Sarekat Sumatera.
Organisasi ini dipimpin oleh Sultan Mohammad Zain. Organisasi ini menolak komunisme
dan menentang kolonialisme. Tujuan organisasi ini adalah memikirkan perwakilan
rakyat yang demokratis dan berusaha meningkatkan kesejahteraan rakyat Sumatera.
c.
Organisasi Pergerakan Wanita
Organisasi Putri Merdika
Sebagai wujud cita-cita Kartini, para
wanita di berbagai daerah mendirikan organisasi. Pada tahun 1912, atas usaha
Budi Utomo berdirilah organisasi Putri Merdika di Jakarta. Tujuan organisasi
ini Memajukan pengajaran anak-anak perempuan. Setelah itu berdiri organisasi
Keutamaan Isteri.
d.
Organisasi Pergerakan yang Bersifat
kebangsaan
a.
Taman Siswa
Taman Siswa adalah organisasi sosial
yang menekankan gerakannya pada bidang pendidikan. Taman Siswa bersifat
kebangsaan dan nonkooperasi.
Taman Siswa didirikan oleh R. Suwardi
Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara ) pada tanggal 3 Juli 1922 di Yogyakrta.
Prinsip pendidikan dan sekaligus sebagai
semboyan yang dikembangkan oleh Taman Siswa adalah:
(1)
ing ngarso sung tulada
(2)
ing madya mangun karsa
(3)
tut wuri handayani
Tanggal 2 Mei 1889 adalah hari lahir Ki
Hajar Dewantara. Perguruan Taman Siswa yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara
itu ternyata memiliki andil yang besar bagi perjuangan bangsa Indonesia.
Pendidikan Taman Siswa telah dapat
menggelorakan semangat kebangsaan. Pendidikan Taman Siswa juga berhasil
menyaingi dan menurunkan pamor pendidikan kolonial. Oleh karena itu, Belanda
pada tahun 1932 mengeluarkan Undang-Undang Sekolah Liar.Taman Siswa kemudian
menuntut supaya undang-undang tersebut dihapuskan. Ternyata tuntutan Taman
Siswa ini berhasil maka tahun 1933 Undang-Undang Sekolah Liar dicabut.
b.
Gerakan Rakyat Indonesia
(Gerindo)
Gerindo didirikan pda tanggal 24 Mei
1937 oleh bekas tokoh-tokoh Partindo ( Partai Indonesia ). Mereka, antara lain
Sartono, A.K. Gani, Sanusi Pane, Moh. Yamin, dan Amir Syarifuddin. Siasat
perjuangannya lebih bersifat kooperasi sesuai dengan situasi saat itu.
Tujuannya hampir sama dengan Partindo, yaitu mengusahakan Indonesia bebas
dan merdekanamun dengan cara yang lebih halus.
Komentar
Posting Komentar